Friday, February 11, 2011

Mbak Sipon yang sakit dan perjuangan yang berlanjut



Beberapa hari yang lalu saya pergi ke Solo, menengok seorang sahabat, yang sebenarnya sudah saya anggap kakak sendiri. Selama seminggu sejak 31 Januari sampai 8 Februari 2011, ia dirawat di rumah sakit di Solo. Mbak Sipon, kakak saya ini adalah istri dari Wiji Thukul, salah satu dari 13 orang aktifis pro demokrasi yang dihilangkan secara paksa oleh penguasa Orde Baru pada tahun 1998.

Mbak Sipon menderita sakit Diabetes Melitus yang cukup akut. Penyakit yang dideritanya ini diperburuk oleh rasa kecewa yang amat sangat pada pemerintah yang ia anggap selalu mempermainkan dirinya, dengan tidak menuntaskan kasus yang menimpa suaminya.

Presiden SBY pernah berjanji untuk menuntaskan kasus tersebut. Juga, pada september 2009 lalu DPR telah mengeluarkan rekomendasi kepada Presiden SBY agar menuntaskan kasus yang melibatkan 13 orang yang masih hilang. Staf khusus presiden bidang HAM, Denny Indrayana juga telah berjanji dihadapan Mbak Sipon bahwa ia akan menangani kasus tersebut, setalah ia mengatakan mendapat perintah dari Presiden SBY untuk merumuskan kebijakannya.

Mbak Sipon hanyalah salah satu dari ribuan korban pelanggaran HAM yang dilakukan oleh rejim Orde Baru yang masih diabaikan oleh negara.

IKOHI, organisasi saya dan keluarga korban kini hendak menagih (kembali) tanggung jawab negara yang belum muncul-muncul itu.

Sampai jumpa sebentar lagi, Bapak Presiden SBY!

No comments: